MIKROBIOLOGI
PENGAMATAN MAKROSKOPI DAN
MIKROSKOPI KOLONI BAKTERI
DISUSUN
OLEH:
Defi
Kurniasari (1351810005)
Chika
Rizky Iswana (1351810014)
Vevi
Aprilia Tus (1351810016)
Aprilia
Purnama Sari (1351810021)
Siti
Nur Qomariyah (1351810033)
Afifa
Dwi Marita (1351810043)
Devi
Oktaviana (1351810052)
AKADEMI
FARMASI SURABAYA
TAHUN AJARAN
2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mikroorganisme
terdapat di mana saja baik di udara, tanah, maupun air bahkan pada makhluk
hidup itu sendiri yang meliputi jaringan pada tubuh mulai dari kulit hingga
selaput lendir. Mikroorganisme mampu tumbuh dan berkembang jika tersedia
substrat sebagai makanannya. Untuk mengamati morfologi mikroba perlu dilakukan
pembiakan pada media agar nutrisi yang kemudian diinkubasi selama 24 jam atau
48 jam untuk mengetahui pertumbuhannya (Tri Puji L, 2018).
Menurut Radji (2011)
salah satu penyebab penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri. Bakteri merupakan
salah satu golongan mikroorganisme prokariotik (bersel tunggal) yang hidup
berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun mampu hidup dimana saja
(Jawetz et al., 2004)
Bakteri mempunyai
morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri merupakan mikroorganisme
yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak
berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga melihat dan mengamati
bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk
mempermudah proses identifikasi bakteri.
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil
(tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus
dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil
tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus
(satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus
(bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2 yaitu setengah
melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat
dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat
menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan
pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah.
Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang
dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki
kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik
(Rudi, 2010).
Teknik pewarnaan gram
haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan identifikasi data
apakah gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini
dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram. Habitat endospora
bakteri ini adalah tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk spora yang kekurangan
nutrisi. Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik selama sporulation.
Contohnya polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin. Banyak dari
mikroba Bacillus dapat menurunkan Polymers seperti protein, pati, dan pektin,
sehingga bakteri ini merupakan penyumbang penting kepada siklus karbon dan
nitrogen. Akan tetapi apabila terkontaminasi, dapat menyebabkan pembusukan.
Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan warna kemerahan dan warna
endosporanya adalah hijau (Schaechter 2006).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk
morfologi dari koloni bakteri ?
2. Bagaimana cara
mengidentifikasi bentuk dari koloni pada morfologi sel mikroorganisme ?
3. Apa saja yang
termasuk gram negative dan gram positif ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk
koloni dan morfologi sel mikroorganisme
2. Mengetahui
metode-metode pengamatan secara makroskopi dan mikroskopi
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu
mengenali bentuk koloni dan morfologi sel mikroorganisme.
2. Mahasiswa mampu memahami
metode-metode pengamatan secara makroskopi dan mikroskopi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sangat
erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan
adapula yang merugikan. Salah satu teknik untuk membiakan (menumbuhkan) bakteri
yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik
adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan nutria dan bila mana menjadi gel
akan tetap padat dalam kisaran temperature yang luas. Mikroorganisme terdapat dimana-mana
didalam lingkungan kita merekapun ada pada tubuh kita dan di sekeliling kita.
Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka
hidup dalam suatu komunitas yang teriri dari berbagai jenis mikroorganisme,
bersama spesies-spesies biologi lainnya, di dalam komunitas ini, satu spesies
mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa
bersifat menguntungkan beberapa merugikan (Pelczar, 1986).
Bakteri merupakan
salah satu mikroba yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bakteri
adalah makhluk mikroskopik yang sangat kecil dan umumnya bersel tunggal.
Struktur selnya sederhana tanpa nucleus (inti sel) dan jumlahnya banyak. Bentuk
bakteri bias bermacam-macam dan umumnya berukuran 0,5-5 mikrometer (Anneahira,
2004).
Nama bakteri itu
berasal dari kata “Bakterion” (Bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang.
Berdasarkan bentuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi atas tiga golongan,
yaitu : (Dwidjoseputro, 1990)
a. Basil (dari bacillus)
berbentuk serupa tongkat pendek, silindris, basil dapat bergandeng-gandengan
panjang disebut streptobasil, bergandengan dua-dua disebut diplobasil atau
terlepas satu sama lain.
b. Kokus (dari coccus)
adalah bakteri yang bentuknya serupa dengan bola-bola kecil. Bentuk kokus ini
ada yang bergandengan panjang yang serupa dengan tali leher disebut
streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua disebut diplokokus. ada yang
mengelompok empat disebut tetrakokus, yang bentuknya mengelompok merupakan
untaian disebut stafilakokus, sedangkan kokus yang mengelompok serupa kubus
disebut sarsina.
c. Spiril (dari
spirillum) adalah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spira.
Golongan ini paling sedikit ditemukan dibandingkan dengan golongan kokus maupun
golongan basil.
Melihat dan mengamati
bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak
berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro,1998).
Menurut
Pelzar et al (2005), macam-macam pewarnaan antara lain pewarnaan sederhana
yaitu dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis yang
sudah di fiksasi. Pewarnaan differentsial yaitu prosedur pewarnaan yang
menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba
dari pewarnaan gram adalah teknik pewarnaan differensial digunakan untuk
bakteri.
Menurut Hadioetomo (1991), dalam pewarnaan
gram diperlukan empat reagen yaitu :
1. Zat warna utama (violet
kristal)
2. Mordan (larutan Iodin)
yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
3. Pencuci / peluntur zat
warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan
zat warna utama.
4. Zat warna kedua / cat
penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah
kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat
semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian
ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan
perbedaan struktur dinding sel mereka.
a.
Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.
b.
Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan berwarna
merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri (Aditya,2010).
Kebanyakan sel bakteri tidak
berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di bawah
mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya.
Beberapa zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam
pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan
sederhana. Zat-zat warna biasa digunakan untuk pewarnaan bakteri dapat
dibedakan atas beberapa golongan yaitu : pewarnaan sederhana, pewarnaan
diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya komponen
tertentu di dalam sel (Waluyo, 2007).
Tujuan dari pewarnaan adalah
untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad,
mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad
terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat
diketahui (Hadiutomo, 1990).
BAB III
METODELOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini
adalah sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019
Pukul : 08.00 – 11.20 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Akademi
Farmasi Surabaya
B. Alat dan Bahan
Alat :
1.
Cawan
Petri
2.
Jarum
ose
3.
Bunsen
4.
Objek
glass
5.
Pipet
Bahan :
1.
Media
nutrient agar (NA)
2.
Reagen
Kristal violet
3.
Reagen
lugol
4.
Reagen
aceton
5.
Reagen
safranin
1. Pembuatan
pulasan bakteri
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Hasil Pengmatan Makroskopis
Nama Bakteri
|
Bentuk
|
Warna
|
Tepian
|
Elevasi
|
Ukuran
|
Pseudomonas
aeruinosa
|
Circular (Bulandar),
Irregular (Tidak teratur)
|
Kuning kecoklatan,putih susu
|
Entire, lobate
|
Convex (Cembung), Raised
|
Small (Kecil), Large (Besar)
|
Bacillus subtilis
|
Irreguler
|
Putih susu
|
Lobate
|
convex
|
Large (besar)
|
Escherichia coli
|
irreguler
|
Putih kekuningan
|
Lobate
|
convex
|
Moserate (sedang)
|
Staphylococcus
aureus
|
Irregular (tidak teratur), Circular (bundar)
|
Putih susu,Putih pekat
|
Undulate, entire
|
Raised, convex
|
Small (kecil), moserate (sedang)
|
2. Hasil Pengamatan
Mikroskopis
Nama Bakteri
|
Pewarnaan gram
|
Literatur
|
Bentuk
|
Pseudomonas aeruinosa
|
Negatif
|
Negatif
|
Streptococcus
|
Bacillus subtilis
|
Positif
|
Positif
|
Bacill
|
Escherichia coli
|
Negatif
|
Negatif
|
Stertobacill
|
Staphylococcus aureus
|
Negatif
|
Positif
|
Staphyoccus
|
3. Hasil Pengamatan
Kebutuhan oksigen
Nama Bakteri
|
Kebutuhan Oksigen
|
Pseudomonas aeruinosa
|
Fakultatif aerob
|
Bacillus subtilis
|
Fakultatif aerob
|
Escherichia coli
|
Fakultatif aerob
|
Staphylococcus aureus
|
Fakultatif aerob
|
4.2 Pembahasan
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan
bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan
zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop.
Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah
dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin
akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan
dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan
gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).
Prinsip pewarnaan
gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri ; sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan penambahan
larutan pencuci (Dwidjoseputro.1998).
Pada pengamatan ini bakteri yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Bacillus Subtilis
Marga bacillus merupakan bakteri
yang berbentuk batang dengan ukuran 1 x 3-4 µm, dapat tersusun seperti bamboo. Spora
sentral. Gerak negative. Bacillus spp membentuk
endospora, merupakan gram positif, bergerak dengan adanya flagel peritrikus,
dapat bersifat aerobik atau fakultatif anaerobik serta bersifat katalase
positif (Arianti Hatmani, 2000).
Bakteri Bacillus subtilis yang
diisolasi di media NA di cawan petri , kemudian diidentifikasi dengan pewarnaan
gram diperoleh hasil bakteri gram positif. berbentuk bacil respirasi
secara fakultatif aerob, hal tersebut menunjukan bahwa bacilus dapat
hidup dengan atau tanpa Oksigen tapi tidak dapat berkembang biak (fakultatif
aerob) dan menurut pengamatan mikroskopis setelah pewarnaan gram didapatkan
warna ungu yang menunjukan bahwa bakteri yang kita amati adalah bakteri gram
positif.
Hasil pengamatan makroskopis
Hasil pengamatan mikroskopis
Hasil pengamatan kebutuhan oksigen
2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk sferis,
bila menggerombol dalam suasana yang tidak teratur mungkin sisinya agak rata
karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 µm. Bakteri ini tidak bergerak, tidak berspora, dan
fakultatif anaerob (FKUI, 2010).
Bakteri Staphylococcus aureus yang
diisolasi di media NA di cawan petri , kemudian diidentifikasi dengan pewarnaan
gram diperoleh hasil bakteri gram negatif. berbentuk Staphyococcus respirasi
secara fakultatif aerob. pengamatan mikroskopis setelah pewarnaan gram
didapatkan warna merah yang menunjukan bahwa bakteri yang kita amati tidak
sesuai dengan literature yang tertera yaitu gram positif dan setelah pewarnaan
gram maka akan didapatkan warna ungu.
Hasil pengamatan makroskopis
Hasil pengamatan mikroskopis
Hasil pengamatan kebutuhan oksigen
3. Escherichia coli
Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negative.
Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang pendek
(kokobasil), dengan ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, Volume sel E. coli berkisar
0.6-0.7 m3. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu 20-40°C dengan suhu
optimumnya pada 37° C dan tergolong bakteri gram negative (Todar, 2012).
Bakteri Escherichia coli yang
diisolasi di media NA di cawan petri dan media NA tegak , kemudian
diidentifikasi dengan pewarnaan gram diperoleh hasil bakteri gram negative. berbentuk
kokobacil dan respirasi secara fakultatif aerob. pengamatan mikroskopis
setelah pewarnaan gram didapatkan warna merah yang menunjukan bahwa bakteri
yang kita amati adalah bakteri gram negatif.
Hasil pengamatan makroskopis
Hasil pengamatan mikroskopis
Hasil pengamatan kebutuhan oksigen
4. Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa adalah salah satu gram negative, dengan ukuran
0,5-1,0 x 3,0-4,0 µm, dan dapat muncul dalam bentuk tunggal, berpasangan atau kadang-kadang
dalam bentuk rantai pendek. (Brooks et al., 2013). Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri
obligat yang dapat tumbuh dengan mudah pada berbagai jenis media
pembiakan, seperti Nutrient agar dan Nutrient Broth. P. aeruginosa membentuk
koloni besar dan halus dengan permukaan rata dan meninggi dan koloni halus dan
mukoid yang biasanya didapat dari sekresi saluran pernafasan dan saluran kemih
(Todar, 2012).
Bakteri Pseudomonas aeruginosa yang
diisolasi di media NA di cawan petri , kemudian diidentifikasi dengan pewarnaan
gram diperoleh hasil bakteri gram negatif. berbentuk Streptococcus
respirasi secara obligatif aerob. pengamatan mikroskopis setelah
pewarnaan gram didapatkan warna pink yang menunjukan bahwa bakteri yang kita
amati adalah bakteri gram negatif.
Hasil pengamatan makroskopis
Hasil pengamatan mikroskopis
Hasil pengamatan kebutuhan oksigen
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
:
1. Bentuk – bentuk morfologi
dari bakteri yaitu ukuran, tepian, elevasi, warna. Bentuk meliputi : Circular
(melingkar), Irregular (tidak beraturan), Spindle, Rhizoid (seperti akar),
Filamentous (seperti benang). Tepian meliputi : Entire(tepian rata), Undulate(tepian
bergelombang), Serrate(tepian bergerigi), Lobate(tepian berliku), filamentaus
(tepian seperti benang-benang). Elevasi meliputi : Raised (ketinggian nyata terlihat
namun rata pada seluruh permukaan), Convex(cembung seperti tetesan air), Flat(ketinggian
tidak terukur) , Umbonate(cembung bagian tengah lebih menonjol). Ukuran
meliputi : Kecil, Titik, Sedang, Besar.
2. koloni bakteri adalah
sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan
membentuk suatu kumpulan. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
morfologi makroskopik dan morfologi mikroskopik.
3. Bakteri gram positif adalah Bacillus Subtilis dan Staphylococcus
aureus sedangkan bakteri gram negative
adalah Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
SARAN
Saat pelaksanaan praktikum pewarnaan bakteri,
praktikan harus teliti dan berhati-hati dalam pemberian larutan warna pada
bakteri. Untuk itu perlu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Tri Puji. 2018. Buku Ajar Praktikum Laboratorium. Graniti: Anggota IKAPI
Jawetz,
E., J.L. Melnick, dan E.A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi
kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Rudi,
2010. Bakteri Gram dan
Pewarnaannya.
Pelczar, M.J.,dan Chan. E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI
Press.
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang.
Waluyo,
Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam
Mikrobiologi. Malang : UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri.